Cacat Dalam Kesempurnaan

Minggu, 16 Agustus 2009
Tidak terasa waktu terus berjalan, umurku memasuki angka ke 17 tahun. Bagiku tidak ada pesta buat perayaannya, yang ada sebuah pertanyaan “apakah kini aku sudah dewasa dan berhak suka atau cinta sama siapa saja”. Pertanyaan inilah yang sering membuat diriku risau akan hari yang akan datang.
Kemarin saja aku jalan – jalan di Mall, begitu banyak gadis cantik dan begitu menawan, namun kenapa perasaanku seakan – akan tidak ingin memiliki padahal semua orang mengatakan padaku, aku ini sempurna di mata semua wanita. Buktinya saja ketika aku sedang sendiri pasti ada saja wanita yang ingin kenalan atau foto bersamaku, sehingga terkadang ada teman yang iri denganku.
Suatu ketika aku memiliki sebuah keberanian untuk mendekati seorang gadis, ya…awalnya sih dadaku seakan sesak, hingga aku tak mampu berkata – kata. Untung saja ada teman yang membantu dan akhirnya aku gobrol lama dengan gadis itu. Eh…ternyata gadis itu suka padaku dan dengan terang – terangan dia nembak aku. Tak pikir panjang akan hubungan kami, langsung saja aku mengatakan “iya”. Hu…terasa seluruh badan gemetaran dan terkadang memberontak akan keputusan itu.
Hari demi hari perjalanan cinta kami berjalan tanpa warna, hingga suatu hari ketika pacarku ngajak shoping ke Mall, aku sebenarnya nggak mau. Namun karena pacar maksa akhirnya aku pergi juga. Setiba di Mall perasaan ini mulai takut, ada saja rasa was – was.
“Yang…kok nggak pegang tanganku” kata pacarku sambil menghentikan jalanku
“Oh…so…sorry” jawabku sambil meraih tangannya
Hu…begitu berat rasanya harus bergandengan tangan dengan seorang gadis, padahal hati ini tidak bisa menerimanya.
“Yang…fotobox ya…”pinta pacarku
“Lain kali aja….ya” jawabku dengan simpel
“Yang…kok lain kali, aku kan pingin abadikan hubungan kita” jelasnya dengan muka memelas
“Ok…tapi nggak pake lama ya…”pintaku
Kami pun masuk ke foto box, seketika pacarku langsung meluk dan mencium pipiku, sontak saja aku memalingkan wajahku. Pacarku hanya menatapi wajahku, seakan ada pertanyaan untukku. Langsung saja aku keluar dari fotobox itu, tanpa menjelaskan apa – apa dengannya. Malah aku pura – pura sakit kepala dan meminta untuk segera pulang ke rumah.
“Yang…kita pulang aja ya…kayaknya kondisiku nggak baikan”. Jelasku
“Tapi kan aku belum puas jalan dengan yayang”. Tanya pacarku
“Nanti aja atau kamu jalan aja dengan teman cowok yang lain”. Jawabku dengan simpel
Semenjak kejadian itu aku mulai menghindar darinya, setiap dia nelpon ke handphoneku pasti aku nggak ngangkat atau nyuruh orang lain, jika ia kerumah pasti aku pesan sama bibiku untuk mengatakan aku lagi keluar.
Hingga suatu malam jam dinding menunjukkan angka 8, aku mulai merasa ngantuk sekali dan akupun tertidur disofa ruang tamu. Tanpa harus minum susu yang disediakan bibiku dan tanpa melihat mama dan papaku pulang dari kantor.


Kring…kring…kring…bunyi jam weker yang tepat berada diatas kepalaku, perlahan – lahan aku membuka mataku dan menyeret tubuhku kekamar mandi. Byuer…aku membasahi seluruh tubuhku dengan air hangat yang telah dimasak oleh bibiku sebelum aku terbangun.
Tok … tok… tok... suara pintu dari luar
“Nak…bangun…Papa dan mama sudah mau ke kantor, mandi dan jangan lupa sarapan serta minum susu, vitamin ya..”. teriak mamaku
“Iya…mama”. Jawabku dari kamar mandi
Setelah mandi dan memakai baju serta tak lupa menggunakan peralatan make – up yang dibelikan mama padaku, akupun keluar dari kamarku.
“Met…pagi tuan…”. Sapa bibiku
“Tuan…sarapan dimeja jangan lupa dimakan ya…kalau butuh sesuatu bilang saja sama bibi” jelasnya
“Iya…bibi, makasih”.
Iya ….jujur aku memang anak yang paling disayang dikeluargaku, sejak kecil saja dipingit, untuk keliling kompleks saja, aku harus di temani bibi. Apalagi harus kemana – mana. Bahkan orang tua tidak pernah membelikanku mainan cowok, mereka malah menghiasi kamarku dengan warna yang lembut. Mereka mendidikku dengan penuh kasih sayang, setiap ada keinginanku pastinya dibelikan. Dari sinilah aku lebih memilih banyak diamnya ketimbang harus pergi kemana – mana dan walhasil badan ini sangat terawat, sampai – sampai kulitku lebih putih dan bersih dibanding kakakku yang cewek.
“Bibi….mama, papa pulangnya jam berapa”. Tanyaku
“Kalau tidak salah pukul 10.00, tuan…”
“Bi…tadi malam, bibi lihat mama ngelus dan cium pipiku ya…”. Tanyaku lagi sambil minum susu
“Tidak…tuan…mama langsung tidur, oh…iya hampir bibi lupa, tadi malam pacar tuan datang, tapi tuan lagi tidur, jadinya pacar tuan hanya duduk disamping tuan sambil mengelus rambut tuan”.Jelas bibiku
“Kok nggak dibangunin”.
“Awalnya bibi mau bangunin tuan, tapi pacar tuan melarang”. Begitu tuan
“Oh…tuhan mengapa aku tidak dapat membahagiakan wanita yang mencintaiku, mengapa Engkau menumbuhkan rasa….”. Gumamku dalam hati
“Bi…tolong ambilkan Tasku di kamar, aku sudah mau berangkat kesekolah”. Pintaku sambil menatap langit rumahku
“Ya…tuan”.
Sekitar pukul 06.30, aku bergegas ke sekolah, dengan menggunakan mobil yang dibelikan Papa untukku.
“Tuan…sudah mau berangkat”. Tanya si bejo yang selalu setia menemaniku kemana saja
“Iya…”.
Beusss….suara mobil meninggalkan rumah menujuh sekolah. Iya sekitar sepuluh menit akhirnya aku sampai ke sekolah.
“Bejo…makasih ya”.
“Ya…tuan, hati – hati di sekolah, jangan main bola pesan nyonya”. Jelas bejo
Sambil menenteng tas, yang berisikan buku plus nasi goreng dan makanan ringan lainnya yang telah disediakan bibi sebelum berangkat.
Ketika di depan kelas, aku kaget melihat pacarku yang mungkin dari tadi menungguku.
“Yang…masuk, dari tadi aku menunggumu”. Jelasnya
Aku hanya diam dan sedikit gemetaran, takut jika dia langsung mencium pipiku lagi.
“Sini…yang kok jauh, aku kangen nich. Semalam aku ke rumahmu”. Jelasnya sambil memegang tanganku
“Oh…gitu ya..., sori aku pingin kerjakan PRku jadi aku tidak bisa terlalu lama gobrol”. Pintahku
“Oke…yang…”. Jawabnya sambil mencubit pipiku, lalu melambaikan tangannya…daa…daa….sayang.
Dalam kelas aku hanya diam tanpa melakukan apa – apa, tidak ada PR dari guru.
“Ya…Tuhan…mengapa…semua ini harus terjadi padaku…padahal aku ini sempurna, aku tak ingin semua ini terus menghantui perasaanku dan membuat gadisku tersiksa”. Tanyaku kepada Tuhanku.
Pertanyaan – pertanyaan itulah yang sering membuat aku harus menangis dan kecewa pada diriku, aku begitu tersiksa dengan permainan hidup ini, aku merasa Tuhan tidak adil dengan kesempurnaan ini.
Waktu terus berjalan, perjalanan cinta yang tidak penuh dengan warna inilah yang terus membuat aku sedih, aku tak ingin menyakiti perasaan gadisku, tapi aku juga tak bisa membahagiakannya. Akhirnya kuputuskan untuk membuat surat yang berisikan :
“Dear Sayangku….maafkan aku sebelumnya.
Aku tidak bisa mencintaimu seperti laki – laki lainnya
Aku tidak bisa memberimu ciuman ataupun lainnya
Aku bukan lelaki seutuhnya, aku hanya lelaki yang cacat dalam kesempurnaan
Maafkan aku…tak bisa membahagiakanmu…biarkan waktu yang menjawab semua ini,
Ingin Rasanya aku protes dengan Tuhanku akan tubuh ini, mengapa Tuhan menciptakanku dalam raga seorang lelaki”
Surat inilah yang kuberikan kepada bibi buat gadisku, sementara aku sendiri memilih meninggalkan rumah orang tuaku dan memilih hidup di Negara lain yaitu Thailand…

1 komentar:

yettymacdonell mengatakan...

MGM Grand Hotel and Casino - Mapyro
MGM Grand Hotel and Casino in Las Vegas, NV 제주도 출장마사지 89103 - Use this simple 용인 출장샵 form to find hotels, motels, and other lodging near 천안 출장샵 the MGM Grand Hotel 남양주 출장안마 and 울산광역 출장안마 Casino in Las Vegas, NV.

Posting Komentar